Resensi Kitab Tuhfatul Athfal
Tuhfatul Athfal adalah kitab yang
didalamnya berisi kaidah-kaidah dasar ilmu tajwid yang susunannya menggunakan
nadzham atau bait-bait syi’ir yang indah. Pengarang sekaligus penulis kitab
nadhzam ini adalah Syaikh Sulaiman bin Hasan bin Muhammad al-Jamzury, yang
dinisbatkan pada salah satu kampung di Mesir yang disebut Jamzur, dekat daerah
Thanthaa. Beliau lahir pada bulan Rabi’ul awal tahun 1160 H.
Syaikh Sulaiman memberi nama kitab
ini Tuhfatul Athfal yang dapat diartikan hadiah berharga bagi
anak-anak. Sesuai makna dari nama kitab tersebut, Tuhfatul Athfal cenderung
digunakan sebagai kajian bagi pemula, khusunya anak-anak usia dini. Meski
demikian, kitab Tuhfatul Athfal ini juga cocok dikaji untuk para remaja
maupun mahasiswa.
Di dalamnya membahas tentang hukum-hukum bacaan yang terdapat di
dalam al-Quran. Adapun pembahasan dalam kitab ini meliputi:
1.
Hukum nun sakinah dan tanwin
Hukum nun sakinah dan tanwin dibagi menjadi 5:
a.
Idzhar secara bahasa (jelas), sedangkan secara istilah
dalam kitab tuhfatuladalah menebalkan setiap huruf dari keluarnya makhorijul
huruf (tempat/sumber keluarnya huruf) pada permulaan nun yang mati atau tanwin
bila mana bertemu dengan huruf-huruf idzhar (ا ه ع غ ح
خ).
b.
Idghom bighunnah (idghom dengan dengung)
Apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan
salah satu dari (ي ن م و) maka hukumnya adalah
idghom bighunah dan cara membacanya adalah dengan dengung.
c.
Idghom bilaaghunnah (idghom dengan tanpa dengung)
Apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu
dari ( ل ر)maka hukumnya adalah
idghom bilaaghunah dan cara membacanya adalah tanpa dengung.
d.
Iqlab (membalik/ menukar bacaan huruf nun/tanwin menjadi mim)
Apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu
dari (ب)maka hukumnya adalah iqlab dan cara membcanya
adalah berdengung.
e.
Ikhfa' (samar) Apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu dari (ص ض ث ك ج س ش ت ف ق د ط ظ ز )maka hukumnya adalah
ikhfa’ dan cara membanya adalah samar.
2.
Hukum nun dan mim tasdid
Hukum nun dan mim tasdid yaitu wajib dibaca dengan berdengung, dan
nun ataupun mim tersebut dinamai dengan huruf ghunnah.
3.
Hukum mim sakinah
Hukum mim sakinah dibagi menjadi 3 yaitu:
a.
Ikhfa' syafawi
b.
Idghom mimi
c.
Idzhar syafawi
4.
Hukum lam alif dan lam fi'il
Hukum lam alif dan lam fi'il dibagi menjadi 2 yaitu:
a.
Lam alif qomariyah (jelas)
b.
Lam alif syamsiyah (samar)
5.
Hukum idghom mitslain, mutaqooribain dan mutajaanisain
a.
Apabila ada dua huruf yang sama sifat dan makhrojnya maka hukumnya
wajib dibaca idghom mitslain.
b.
Apabila ada dua huruf yang dekat tempat keluarnya namun beda
sifatnya maka wajib dibaca idghom mutaqooribain.
c.
Apabila ada dua huruf yang sama tempat keluarnya tetapi berbeda
sifatnya maka disebut dengan idghom mutajaanisain
6.
Pembagian dan hukum mad
Pembagian mad itu ada dua yaitu, mad asli dan mad far'i. adapun
hukum bacaanya wajib dipanjangkan 2-6 harakat.
7.
Waqof
Orang yang membaca al-Quran seharusnya mengerti isyarat yang ada di
dalam al-Quran sehingga mengetahui mana yang lebih utama dibaca waqof
(berhenti).
KELEBIHAN TUHFATUL ATHFAL
1.
Buku ini berisi kumpulan syair tentang tajwid yang sangat
bermanfaat bagi para penuntut ilmu tajwid.
2.
Penulis menyusun buku ini sedemikian rupa sehingga memudahkan para
penuntut ilmu untuk menghafalnya. Dengan hafalan tersebut, seorang penuntut
ilmu akan mudah mengingat kaidah-kaidah
ilmu tajwid tanpa susah payah.
3.
Matan atau kumpulam syair atau istilah lainnya nadzam seperti ini
lazim digunakan penuntut ilmu di lingkungan pesantren-pesantren.
4.
Metode mengingat seperti ini merupakan salah satu metode yang
memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.
5.
Kelebihan lain buku ini adalah, matan syairnya telah disyarah dan
dijelaskan oleh ulama lain, sehingga tidak dikhawatirkan terjadi kesalah pahaman
terhadap maksudnya.
6.
Meskipun demikian, sangat disarankan bagi penuntut ilmu tajwid ini,
agar mempelajarinya dan mempraktekannya dengan guru atau hafidh yang
benar-benar menekuni ilmu ini.Dikarenakan praktek penerapan buku ini lebih
diutamakan daripada teorinya.
KEKURANGAN KITAB TUHFATUL ATHFAL
1.
Karna kitab tuhfatul athfatl diterjemahkan dengan bahasa
jawa pegon, maka akan menjadi kesulitan bagi pemula yang tidak mengetahui
bahasa jawa.
2.
Karna berupa syair maka butuh metode khusus dalam pembelajaranya
agar tidak membosankan.
3.
Harus dijelaskan kembali secara detail, karna penjelasan melalui
syair saja kurang dapat membantu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar