Senin, 16 Oktober 2017

Resensi Kitab Tuhfatul Athfal

Resensi Kitab Tuhfatul Athfal
            Tuhfatul Athfal adalah kitab yang didalamnya berisi kaidah-kaidah dasar ilmu tajwid yang susunannya menggunakan nadzham atau bait-bait syi’ir yang indah. Pengarang sekaligus penulis kitab nadhzam ini adalah Syaikh Sulaiman bin Hasan bin Muhammad al-Jamzury, yang dinisbatkan pada salah satu kampung di Mesir yang disebut Jamzur, dekat daerah Thanthaa. Beliau lahir pada bulan Rabi’ul awal tahun 1160 H.
            Syaikh Sulaiman memberi nama kitab ini Tuhfatul Athfal yang dapat diartikan hadiah berharga bagi anak-anak. Sesuai makna dari nama kitab tersebut, Tuhfatul Athfal cenderung digunakan sebagai kajian bagi pemula, khusunya anak-anak usia dini. Meski demikian, kitab Tuhfatul Athfal ini juga cocok dikaji untuk para remaja maupun mahasiswa.

Di dalamnya membahas tentang hukum-hukum bacaan yang terdapat di dalam al-Quran. Adapun pembahasan dalam kitab ini meliputi:
1.      Hukum nun sakinah dan tanwin
Hukum nun sakinah dan tanwin dibagi menjadi 5:
a.       Idzhar secara bahasa (jelas), sedangkan secara istilah dalam kitab tuhfatuladalah menebalkan setiap huruf dari keluarnya makhorijul huruf (tempat/sumber keluarnya huruf) pada permulaan nun yang mati atau tanwin bila mana bertemu dengan huruf-huruf idzhar (ا ه ع غ ح خ).
b.      Idghom bighunnah (idghom dengan dengung)
Apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu dari (ي ن م و) maka hukumnya adalah idghom bighunah dan cara membacanya adalah dengan dengung.
c.       Idghom bilaaghunnah (idghom dengan tanpa dengung)
Apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu dari ( ل ر)maka hukumnya adalah idghom bilaaghunah dan cara membacanya adalah tanpa dengung.
d.      Iqlab (membalik/ menukar bacaan huruf nun/tanwin menjadi mim)
Apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu dari (ب)maka hukumnya adalah iqlab dan cara membcanya adalah  berdengung.
e.       Ikhfa' (samar) Apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu dari (ص ض ث ك ج س  ش  ت ف ق د ط ظ ز )maka hukumnya adalah ikhfa’ dan cara membanya adalah samar.
2.      Hukum nun dan mim tasdid
Hukum nun dan mim tasdid yaitu wajib dibaca dengan berdengung, dan nun ataupun mim tersebut dinamai dengan huruf ghunnah.
3.      Hukum mim sakinah
Hukum mim sakinah dibagi menjadi 3 yaitu:
a.       Ikhfa' syafawi
b.      Idghom mimi
c.       Idzhar syafawi
4.      Hukum lam alif dan lam fi'il
Hukum lam alif dan lam fi'il dibagi menjadi 2 yaitu:
a.       Lam alif qomariyah (jelas)
b.      Lam alif syamsiyah (samar)
5.      Hukum idghom mitslain, mutaqooribain dan mutajaanisain
a.       Apabila ada dua huruf yang sama sifat dan makhrojnya maka hukumnya wajib dibaca idghom mitslain.
b.      Apabila ada dua huruf yang dekat tempat keluarnya namun beda sifatnya maka wajib dibaca idghom mutaqooribain.
c.       Apabila ada dua huruf yang sama tempat keluarnya tetapi berbeda sifatnya maka disebut dengan idghom mutajaanisain
6.      Pembagian dan hukum mad
Pembagian mad itu ada dua yaitu, mad asli dan mad far'i. adapun hukum bacaanya wajib dipanjangkan 2-6 harakat.
7.      Waqof
Orang yang membaca al-Quran seharusnya mengerti isyarat yang ada di dalam al-Quran sehingga mengetahui mana yang lebih utama dibaca waqof (berhenti).





KELEBIHAN TUHFATUL ATHFAL
1.      Buku ini berisi kumpulan syair tentang tajwid yang sangat bermanfaat bagi para penuntut ilmu tajwid.
2.      Penulis menyusun buku ini sedemikian rupa sehingga memudahkan para penuntut ilmu untuk menghafalnya. Dengan hafalan tersebut, seorang penuntut ilmu akan mudah mengingat kaidah-kaidah  ilmu tajwid tanpa susah payah.
3.      Matan atau kumpulam syair atau istilah lainnya nadzam seperti ini lazim digunakan penuntut ilmu di lingkungan pesantren-pesantren.
4.      Metode mengingat seperti ini merupakan salah satu metode yang memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.
5.      Kelebihan lain buku ini adalah, matan syairnya telah disyarah dan dijelaskan oleh ulama lain, sehingga tidak dikhawatirkan terjadi kesalah pahaman terhadap maksudnya.
6.      Meskipun demikian, sangat disarankan bagi penuntut ilmu tajwid ini, agar mempelajarinya dan mempraktekannya dengan guru atau hafidh yang benar-benar menekuni ilmu ini.Dikarenakan praktek penerapan buku ini lebih diutamakan daripada teorinya.
KEKURANGAN KITAB TUHFATUL ATHFAL
1.      Karna kitab tuhfatul athfatl diterjemahkan dengan bahasa jawa pegon, maka akan menjadi kesulitan bagi pemula yang tidak mengetahui bahasa jawa.
2.      Karna berupa syair maka butuh metode khusus dalam pembelajaranya agar tidak membosankan.
3.      Harus dijelaskan kembali secara detail, karna penjelasan melalui syair saja kurang dapat membantu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar